Marabahan (ANTARA) - Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga Kabupaten Barito Kuala (TP PKK Batola) Provinsi Kalimantan Selatan Hj. Noor Hayati Bahrul Ilmi menyebutkan Rembuk Stunting merupakan wujud nyata perhatian pemerintah dan masyarakat terhadap masa depan generasi bangsa.
"Stunting berdampak jangka panjang terhadap kesehatan dan produktivitas anak pada masa depan," ujar Hj. Noor Hayati Bahrul Ilmi pada acara Rembuk Stunting Tingkat Kecamatan di Marabahan, Kabupaten Batola, Jumat.
Baca juga: Pemkab Batola bahas percepatan kendalikan stunting
Karena itu, sebut dia, pencegahan stunting harus dilakukan dengan semangat kebersamaan dan gotong royong.
"Sehingga kita dapat mewujudkan generasi yang sehat, cerdas dan berkualitas," ucapnya.
Dia menekankan penting pemberian gizi seimbang, sanitasi yang baik, penggunaan air bersih serta pemantauan kesehatan anak secara rutin.
Camat Marabahan Dewi Ariani menegaskan penanganan stunting membutuhkan sinergi semua pihak mulai dari tingkat desa, kecamatan, kabupaten hingga pusat.
"Stunting harus ditangani bersama. Kami berharap semua pihak bisa memberikan kontribusi nyata," ujarnya.
Baca juga: Wabup Batola sebut 1.340 orang berisiko terdampak stunting
Mewakili Ketua Tim Percepatan, Pencegahan, dan Penurunan Stunting (TP3S) Kabupaten Batola, Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Batola Hery Sasmita memaparkan data cakupan kunjungan ke Posyandu dan rencana aksi penanggulangan stunting di Kecamatan Marabahan.
"Saat ini fokus utama pemerintah terhadap pencegahan, sesuai data menunjukkan masih ada sejumlah bayi yang tidak dibawa ke Posyandu desa. Ini menjadi perhatian serius," tutur Hery.
Hery mengajak seluruh kepala desa dan lurah untuk menyampaikan rencana aksi nyata yang akan dijalankan di wilayah masing-masing.
Dia juga menekankan penanganan stunting memerlukan intervensi spesifik dan sensitif serta partisipasi aktif seluruh elemen masyarakat.
Dipandu Hery, setiap kepala desa dan lurah maju ke depan menyampaikan rencana aksi pencegahan stunting yang akan dilaksanakan.
Seperti Desa Karya Maju menyusun berbagai program seperti Permata Bunda (program susu dan telur untuk balita), pemantauan Posyandu, pemberian doorprize untuk meningkatkan kunjungan Posyandu.
Baca juga: Sekda: menekan angka stunting di Batola perlu gotong royong
Selanjutnya, makanan tambahan bagi ibu hamil dan anak, sosialisasi gizi keluarga, Rembuk Stunting tingkat desa, serta peningkatan fasilitas Posyandu.
Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Batola Hj Herwina Zulkipli Yadi Noor DWP Batola mengungkapkan telah ikut serta mencegah dan menangani stunting.
Dia berharap, DWP Batola dapat terus berkontribusi menangani stunting.
Acara dilanjutkan penandatanganan komitmen kesepakatan Rembuk Stunting Kecamatan Marabahan dari Ketua TP-PKK kabupaten, ketua DWP Kabupaten, Ketua DWP Kecamatan, Ketua TP-PKK kecamatan, perwakilan Kapolsek kecamatan.
Selain itu, perwakilan Danramil, Kepala Puskesmas, Kepala KUA Marabahan, koordinator penyuluh KB Marabahan, pendamping Desa Marabahan dan perwakilan kepala desa se-Kecamatan Marabahan.
Baca juga: TPPS Batola targetkan 95 persen cakupan mengukur dan menimbang balita