Martapura Kalsel (ANTARA) - Anggota DPRD Kalimantan Selatan (Kalsel) Habib Umar Hasan Alie Bahasyim berpendapat, keberadaan Waduk Riam Kiwa kemungkinan bisa sebagai solusi mengatasi banjir yang selama ini "menghantui" warga masyarakat Kabupaten Banjar khususnya.
"Oleh sebab itu, dari keluhan warga Kabupaten Banjar tersebut salah satunya perlu segera realisasi pembangunan Waduk Riam Kiwa (kiwa = bahasa daerah Banjar Kalsel pengertiannya kiri)," ujar Habib Umar ketika dikonfirmasi, Rabu sesudah merampungkan reses sejak 11 Mei lalu selama delapan hari.
Baca juga: Ketua DPRD Balangan ikut melepas ratusan jamaah calon haji
Wakil rakyat asal daerah pemilihan (dapil) Kalsel II/Kabupaten Banjar itu mengaku, setiap kali reses, konstituennya selalu mengeluhkan banjir yang tiap musim penghujan "Bumi Barakat" Banjar (barakat=bahasa daerah Banjar pengertiannya beberkat merupakan motto daerah tersebut) menjadi langganan banjir.
"Selama ini atau sejak tahun 1970-an di Kabupaten Banjar sudah ada Waduk Riam Kanan, tapi belum bisa maksimal sebagai pengendalian banjir. Karenanya perlu segera realisasi Waduk Riam Kiwa," saran/harapan wakil rakyat dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut.
Habib Umar yang senang "blusukan" mendatangi warga Bumi Barakat Banjar tersebut menambahkan, akibat terendam banjir banyak rumah penduduk setempat "nang jabuk" (yang lapuk) dan mereka meminta pemerintah atau pemerintah daerah melakukan bedah rumah supaya layak huni.
Baca juga: Tingkat kemiskinan dan pengangguran di Kalsel diharapkan segera berkurang
"Saran lain atau merupakan alternatif yang merupakan harapan warga masyarakat setempat yaitu pengerukan sungai-sungai dangkal yang berada dalam kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) Riam Kiwa," lanjut Habib Umar.
Ia menerangkan, aspirasi atau masalah lain terungkap saat reses seperti jalan-jalan penghubung antarkecamatan yang rusak mereka harapkan pula segera perbaikan guna kelancaran transportasi atau angkutan hasil pedesaan.

Selain itu, warga masyarakat meminta perhatian pemerintah atau pemerintah daerah terhadap pendidikan dan kesehatan serta kesejahteraan rakyat agar ada peningkatan, demikian Habib Umar Hasan Alie Bahasyim.
Sebagai catatan keberadaan Waduh Riam Kanan selain sebagai pengendali banjir, juga untuk irigasi pertanian serta Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA) dengan nama PLTA Pangeran Mohammad Noor (Gubernur Kalimantan hingga terbentuk Provinsi Kalsel, Kalimantan Timur/Kaltim dan Kalimantan Barat/Kalbar) Tahun 1950.
Baca juga: Pansus DPRD Banjarbaru minta pengukuran ulang lahan sengketa warga dan TNI