"Alhamdulilhah, ini wisuda yang istimewa karena perdana setelah ULM terakreditasi Unggul yang diterbitkan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT)," kata Rektor ULM Prof Ahmad Alim Bachri di Auditorium ULM Banjarbaru, Rabu.
Baca juga: ULM dirikan Laboratorium Terpadu pusat pengujian bereputasi nasional
Alim pun berharap lulusan ULM bisa menunjukkan jika dirinya memiliki kompetensi terbaik dari sebuah kampus yang terakreditasi Unggul.
Karena menurutnya, label Unggul dari akreditasi hanya bisa dibanggakan ketika lulusan alias para alumni bisa berkiprah di tengah masyarakat lewat karier yang dijalani sesuai kemampuan akademiknya.
"Harusnya alumni ULM bisa unggul bersaing di lapangan kerja dan harapannya semua bisa meraih cita-cita sebagai bagian dari insan pembangunan Indonesia," ucapnya.
Baca juga: Kalsel kemarin dari ULM menuju ranking dunia hingga dana hibah

Baca juga: Kapolda Kalsel ajak mahasiswa ULM nonton bareng "Sayap-Sayap Patah 2"
Diketahui BAN-PT menerbitkan sertifikat akreditasi Unggul untuk ULM pada 29 Apri 2025 lalu setelah melalui tahapan pengajuan akreditasi ulang atau re-akreditasi pasca skandal pengusulan guru besar oleh beberapa dosen tahun 2024.
ULM sebelumnya terakreditasi A namun sempat turun menjadi C akibat kasus tersebut.
Pada 20 September 2024, BAN-PT mengumumkan penurunan status akreditasi ULM dari A menjadi peringkat C dan meminta ULM melakukan re-akreditasi hingga akhirnya berhasil mengembalikan kualitas terbaiknya bahkan lebih tinggi dari sebelumnya yakni Unggul.
Akreditasi unggul adalah peringkat akreditasi tertinggi yang diberikan kepada perguruan tinggi atau program studi yang menunjukkan kualitas sangat baik.
Predikat Unggul diberikan BAN-PT kepada perguruan tinggi yang mendapat nilai akreditasi A dan memenuhi syarat masuk predikat Unggul.
Setiap perguruan tinggi berpredikat Unggul sudah pasti meraih nilai akreditasi A. Namun, perguruan tinggi yang mendapat nilai akreditasi A belum tentu mencapai predikat Unggul.
Baca juga: ULM ikuti arahan Kemdiktisaintek menuju ranking 1.500 dunia
Video: