Banjarmasin (ANTARA) - Ustadz Haji Walad Hadrawi menyatakan, bahwa bermula berpikir jalan menuju kebersihan hati, dalam tausiyah di Masjid Al Falah Komplek Bumi Pemurus Permai Kecamatan Banjarmasin Selatan, sesudah Shalat Subuh Senin.
"Pasalnya banyak orang yang berakal, tetapi tidak berpikir sama dengan binatang, dan bahkan bisa lebih jelek daripada binatang," ujar ustadz yang menyandang gelar Sarjana Hukum Islam (SHI) tersebut.
Ia mengilustrasikan pada kehidupan Unta yang merupakan binatang tahu malu. "Sebagai contoh, Unta itu tidak mau berhubungan badan kalau ada yang ngintip, apalagi ada yang melihat. Kalau yang mau lihat, orang itu Unta kejar terlebih dahulu sebelum melakukan hubungan," ujarnya.
Sementara sebagian manusia senang memamerkan kemesraan bersama pasanggan, apalagi sudah halal berdasarkan syariah Islam. Kadang tidak malu-malu mempertontonkan kemesraan di tengah khalayak yang di antaranya mungkin ada belum menikah, hal tersebut bisa berdampak buruk, lanjutnya.
Dengan mengutip pendapat Imam Nawawi Al Bantani, ustadz yang masih tergolong muda itu mengatakan, bahwa dalam kehidupan manusia setidaknya ada lima hal yang harus menjadi pemikiran atau dipikirkan antara lain memikirkan ayat-ayat Allah.
"Ayat-ayat Allah itu ada dua yaitu yang tersurat dan tersirat. Yang surat jelas dalam Al Qur'an, sedangkan yang tersirat antara lain berupa kejadian-kejadian," ujar putra dari almarhum Tuan Guru H Hadrawi, seorang ulama terkenal di "kota seribu sungai" Banjarmasin tersebut.
Selain itu, memikirkan ancaman-ancaman Allah seperti kemungkinan masuk neraka. "Hal ini berarti kita berpikir bagaimana agar jangan masuk seperti tidak melakukan perbuatan dosa," lanjut Ustadz Walad Hadrawi.
Walad Hadrawi menyatakan semua itu dalam kajian rutim "Kalam Hikmah" Ibnu Al Iskandari, seorang ahli sofi dunia kelahiran Mesir Abad XII, tiap Subub Senin (jika tidak berhalangan).
