Kepala Disbunnak Provinsi Kalsel Suparmi dikonfirmasi di Banjarmasin, Selasa, mengatakan 106 pekebun kelapa sawit mengikuti kegiatan Pengembangan SDM Perkebunan Kelapa Sawit (SDMPKS) 2025.
Baca juga: Disbunnak Kalsel pastikan aman ketersediaan hewan kurban
"Pelatihan ini bagian dari strategi jangka panjang untuk menciptakan usaha perkebunan dan peternakan yang lebih tangguh dan berkelanjutan di tengah tantangan perubahan ekonomi global yang cepat," kata Suparmi.
Suparmi menuturkan pelatihan teknis budidaya bagi pekebun kelapa sawit tersebut bagian dari SDMPKS yang didanai Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).
Suparmi menyatakan Pemprov Kalsel berupaya secara maksimal meningkatkan kesejahteraan pekebun dan peternak melalui strategi pemberdayaan pada sektor hulu serta penguatan sektor hilir untuk menciptakan nilai tambah dan daya saing.
Namun, Suparmi mengingatkan strategi tersebut harus melalui langkah kolaborasi berbagai pemangku kebijakan untuk pengelolaan dana dan pelaksanaan program.
Diungkapkan Suparmi BPDPKS bertugas mendukung replanting, pengembangan SDM, dan penyediaan sarana dan prasarana sesuai Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2015 yang telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 2016.
"Kegiatan ini perlu didukung koordinasi lintas kabupaten/kota dan strategi pelaksanaan yang tepat sasaran serta sesuai aturan dan tertib administrasi,” tutur Suparmi.
Pada kerangka pendanaan BPDPKS, kegiatan SDMPKS periode 2024–2025 difokuskan pada dua hal utama, yakni pendidikan dan pelatihan.
Baca juga: Kalsel sediakan layanan rekomendasi izin usaha produksi benih sawit
Pendidikan mencakup beasiswa dan penguatan kelembagaan pendidikan bagi pekebun, keluarga, dan aparatur sipil negara (ASN) terkait kelapa sawit.
Sementara, pelatihan fokus terhadap peningkatan teknis budidaya, manajerial, kewirausahaan, serta pendampingan masyarakat sekitar kebun.
Melalui pelatihan ini, Suparmi mengharapkan para pekebun sawit dapat lebih memahami teknik budidaya yang baik dan benar, meningkatkan produktivitas kebun, serta siap beradaptasi menghadapi dinamika pasar dan tantangan lingkungan secara berkelanjutan.
Disbunnak Provinsi Kalsel juga mengelar Sosialisasi Program Sarana dan Prasarana Perkebunan Kelapa Sawit (SPPKS) kepada para pekebun di Kabupaten Kotabaru.
Sosialisasi ini untuk mendorong peningkatan produktivitas dan kesejahteraan pekebun melalui bantuan intensifikasi dan perbaikan infrastruktur kebun.
Program SPPKS merupakan inisiatif strategis pemerintah guna memperkuat sektor perkebunan rakyat, terutama kelapa sawit, melalui bantuan sarana produksi seperti pupuk, pestisida, serta dukungan peningkatan aksesibilitas jalan kebun.
"Disbunnak Kalsel terus mendorong penguatan sektor perkebunan melalui sinergi program bantuan dan dukungan teknis, agar industri sawit rakyat bisa tumbuh secara berkelanjutan dan memberikan dampak ekonomi yang nyata bagi masyarakat,” tutur Suparmi.
Baca juga: Pemprov Kalsel terapkan sertifikasi daring bagi penangkar benih sawit