Rantau (ANTARA) - Program "Museum Masuk Sekolah" kembali digelar oleh Museum Waja Sampai Kaputing (Wasaka) menyasar sekolah-sekolah yang jauh dari jangkauan museum sebagai tujuan edukasi memperkenalkan konsep dan fungsi museum kepada siswa yang belum pernah berkunjung ke tempat tersebut.
“Program museum masuk sekolah ini kami prioritaskan sekolah-sekolah yang mungkin belum tahu apa itu museum,” ujar Kasi Cagar Budaya dan Permuseuman Disdikbud Kalsel Arry Risfansyah, di Rantau, Kabupaten Tapin, Kamis.
Baca juga: Menteri LH: Tapin wajib serius tangani sampah karena ancaman sanksi berat
Berbeda dari tahun sebelumnya, kata Arry, kegiatan yang dilakukan saat ini mengangkat tema ukiran tradisional pada kumpang parang (sarung senjata).
"Tahun ini siswa diperkenalkan pada cara merawat koleksi logam, terutama senjata yang menjadi bagian penting dari koleksi Museum Wasaka," katanya.
Arry menyebutkan program ini dibagi dalam dua tahap, periode pertama telah menyambangi Tabalong, Balangan, dan Amuntai. Sementara periode kedua menjangkau Barabai, Kandangan, dan Tapin sebagai penutup.
Baca juga: Menteri LH minta Tapin optimalkan TPS3R jadi bahan bakar
Sementara itu, Pemateri museum masuk sekolah Slamet Hadi Triyanto mengatakan senjata dinilai relevan dengan semangat perjuangan rakyat Kalimantan Selatan, yang menjadi latar belakang pendirian museum tersebut.
Selain penyuluhan, ucap Slamet, museum masuk sekolah juga disertai demonstrasi langsung perawatan koleksi berbahan besi, seperti pembersihan karat dan pelapisan pelindung.
"Demonstrasi dilakukan agar siswa tidak hanya memahami nilai sejarah, tetapi juga aspek pelestarian benda budaya," katanya.
Slamet berharap kegiatan tahunan ini tidak hanya menjadi momen edukatif sesaat, tapi mampu membangun kesadaran berkelanjutan tentang pentingnya museum sebagai ruang belajar.
Baca juga: DPRD Tapin minta verifikasi ketat permohonan KTP masuk Tapin